Suara Rang Awak: Radio Jam Gadang, Bukittinggi Pasca Reformasi

Main Article Content

Fadila Dayaning Buana
Wannofri Samry

Abstract

Objek penelitian ini adalah Radio Jam Gadang FM, salah satu radio swasta di Bukittinggi. Radio ini lahir untuk mempertahankan dan memperkuat identitas Minang ketika gencarnya aliran globalisasi dan modernisasi yang banyak disiarkan media massa pada awal reformasi. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi, arsip dan observasi lapangan. Sumber dan informasi yang didapat dari studi pustaka dan wawancara dikritik lalu diinterprestasikan, kemudian dilakukan penulisan sejarahnya. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa radio Jam Gadang telah menyuarakan identitas Minangkabau di kota Bukittinggi. Seluruh program-program yang disajikan pada radio Jam Gadang memiliki tujuan sebagai wadah untuk melestarikan kesenian Minangkabau di tengah masyarakat urban.


Kata kunci: radio, identitas, Minangkabkau, globalisasi, modernisasi

Article Details

How to Cite
Dayaning Buana, F., & Samry, W. (2022). Suara Rang Awak: Radio Jam Gadang, Bukittinggi Pasca Reformasi. Jurnal Ceteris Paribus, 1(1), 22–29. https://doi.org/10.25077/jcp.v1i1.6
Section
Research Article

References

Akta Notaris Pendirian PT Radio Jam Gadang FM (Patent No. 1). (2002). 2 April.

Gadang, R. J. (2002). Studi Kelayakan Lembaga Penyiaran Swasta PT. Radio Jam Gadang.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah (N. Susanto (Ed.); terj.). Yayasan Universitas Indonesia.

Muhtadi, A. S. (1999). Jurnalistik (Pendekatan Teori dan Praktik). Logos.

Panuju, R. (2015). Sistem Penyiaran Indonesia Kajian Strukturalisme Fungsional. Kencana.

Rahayu. (2006). Problem Lokalitas dalam Bisnis Radio Network. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 9(3), 355–368.

Subiakto, H. (2010). Kontestasi Wacana tentang Sistem Penyiaran yang Demokratis Pasca Orde Baru: Analisis Konstruksi Sosial Relasi Negara, Industri Penyiaran, dan Civil Society. Disertasi, Universitas Airlangga.

Suryadi. (2005). Identity, Media and the Margin: Radio in Pekanbaru, Riau (Indonesia). Journal of Southeast Asian Studies, 36(1), 131–151. DOI: https://doi.org/10.1017/S0022463405000068

Suryadi. (2014). The recording industry and ‘regional’ culture in Indonesia: The case of Minangkabau. PhD Thesis, Leiden University. DOI: https://doi.org/10.17510/wacana.v16i2.387

Uleg, A. A. D., & Mau, M. (2016). Identitas Lokal vs Sentralisasi Udara Radio Berjaringan di Kota Makassar. Jurnal Komunikasi KAREBA, 5(1).

Yulia, A., & Naldi, H. (2019). Radio Luhak Nan Tuo FM: Dari UPT Ke Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) di Tanah Datar (2004-2018). Kronologi, 1(3).

Most read articles by the same author(s)