Mistikasi dalam Urban Legend: Film Horor di Indonesia Pasca Orde

Main Article Content

Yusuf Kurniawan

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan pergulatan pembuatan film horor berupa kelahiran dan perkembangannya pada masa pasca Orde Baru. Film horor pasca Orde Baru mengambil latar perkotaan dan menggunakan tokoh atau sosok profesional, atau pelajar muda dengan wajah yang semakin menarik. Hal ini berbanding terbali dengan film horor sebelumnya, yang menggunakan legenda atau cerita rakyat lokal (lokal). Dalam film horor Pasca Orde Baru, karakter hantu hadir di hadapan publik dalam teror psikologis. Selain itu, hampir seluruh alur cerita, kisah terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat (legenda) kota, atau mitos legenda urban (urban legend). Salah satu film masa ini adalah berjudul, Jelangkung. Film ini menandai maraknya kembali film horor sejak era Reformasi. Gambar-gambar dalam film ini diambil dengan gaya video musik televisi Film horor Indonesia pasca Orde Baru merupakan salinan yang menarik dari perjuangan antara "tradisi" dan "modern", atau antara "alasan" dan "irasionalitas", yang membawa kepercayaan pada hal-hal mistis menjadi bagian dari kehidupan, dan terus tumbuh dalam masyarakat urban yang dianggap modern dan rasional.


Kata kunci: Orde Baru, teror psikologis, Jelangkung, tradisi, modern

Article Details

How to Cite
Kurniawan, Y. (2023). Mistikasi dalam Urban Legend: Film Horor di Indonesia Pasca Orde. Jurnal Ceteris Paribus, 2(1), 36–45. https://doi.org/10.25077/jcp.v2i1.19
Section
Research Article

References

Adelia, Y. D. (2019). Penerimaan Penonton Mengenai Desakralisasi Agama Dalam Film Horor Indonesia Pasca Orde Baru. Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Cheng, K. G., & Barker, T. (Eds.). (2011). Mau Dibawa Ke Mana Sinema Kita ? Beberapa Wacana Seputar Film Indonesia. Salemba Humanika.

Detik. (2001). Film Nasional dan Harapan Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri. Detik.Com. http://www.detik.com/hot/movie/2208961/film-nasional-dan-harapan-jadi-tuan-%0Arumah-di-negeri-sendiri/229%0A

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah (Terj. Nugr). UI Press.

Hadiyanto, T. A. (Ed.). (2012). Film Horor & Roman Indonesia Sebuah kajian. Buku Lentera.

Jauhari, H. (Ed.). (1992). Layar Perak 90 Tahun Bioskop di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Kristanto, J. (2004). Nonton Film Indonesia. Penerbit Kompas.

Kristanto, J. (2007). Katalog Fim Indonesia 1926-2007. Nalar.

Kusumaryati, V. (2010). Hantu-Hantu Dalam Film Horor Indonesia. https://kineforum.files.wordpress.com/2010/03/sas4_makalah_veronica_kusuma.pdf

Meydhalifah, T. (n.d.). Perubahan Produksi Film Horor Indonesia Periode 1971-2001. Retrieved June 22, 2020, from https://histma.fib.ugm.ac.id/2018/01/31/perubahan-produksi-film-horor-indonesiaperiode-1971-2001/#_ftn2

Nugroho, G., & Herlina S, D. (2015). The Crisis and Paradoks of Indonesian Film (1900-2012). Dinas Kebudayaan DIY.

Pandjaitan, H. I. ., & Aryani, D. (2001). Melepas Pasung Kebijakan Perfilman di Indonesia. Warta Global Indonesia.

Permana, K. S. A. (2014). Analisis Genre Film Horor Indonesia Dalam Film Jelangkung (2021). Commonline Departemen Komunitas, 3(3).

Redaksi. (1992, April 19). Bagaimana Bila di Indonesia Tidak Ada Film Nasional? Kedaulatan Rakyat.

Sutandio, A. (2016). Sinema Horor Kontemporer Indonesia. Ombak.

van Heeren, K. (2012). Contemporary Indonesian Film: Spirits of Reform and Ghosts from The Past. KITLV. DOI: https://doi.org/10.1163/9789004253476

Yoesoef, M. (2015). Film Horor Sebuah Definisi yang Berubah. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia, 5(2). https://doi.org/10.17510/wjhi.v5i2.322 DOI: https://doi.org/10.17510/wjhi.v5i2.322